Ingin menulis puisi. Sesuatu yang sudah lama tidak saya lakukan.
Apakah menulis puisi supaya tulisan
tidak perlu panjang-panjang? Bisa ya, bisa juga tidak.
Apakah menulis
puisi membuat kurang macho? Belum tentu, karena malah mampu melembutkan hati serta menguatkan pikiran (soften your heart, strengthen your mind).
Berikut puisi singkat. 🙂
Tak bisa ku memilih jadi pelayan
s'kaligus menjadi tuan
Tak bisa ku memilih mengasihi
s'kaligus penuh benci
Tak bisa ku memilih bersabar
s'kaligus amarah murka berangkara
Tak bisa ku memilih jadi hamba
s'kaligus dalam hati ingin dilayani
Tak bisa ku memilih mengejar cepat kaya
s'kaligus ingin melayani yang papa
Tak bisa ku memilih belajar rendah hati
s'kaligus tiap ada kesempatan meninggi hati
Tak bisa ku memilih tulus memuji
s'kaligus pendam motif merendahkan sang pribadi
Tak bisa ku memilih God-reliant, andalkan Dia
s'kaligus anut self-reliant, andalkan diri sendiri
Ku mesti memilih satu
'pabila tidak, akan serbasalah
Ku mesti jadi satu
s'moga itu tiada yang salah
"Sebab orang yang mendua hati tidak akan
tenang dalam hidupnya" (Yak. 1:8).
"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua
tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang
lain" (Mat. 6:24 a, b).
No comments:
Post a Comment