March 22, 2019

Tidak Tahu Nyerah


Suatu siang, saya pernah merindukan waktu-waktu bersama teman, baik yang lama maupun yang baru, terutama yang lama. Lebay-kah rasa rindu 🙂?

Saat itu pun saya juga merindukan semua keluarga saya. 

Lalu sambil mendengarkan album Snowbound oleh band Fourplay yang berisi kompilasi lagu-lagu Natal dalam versi jazz, saya cicipi kerinduan itu.

Sebenarnya, daripada rasa rindu itu, saat itu terlebih saya merindukan versi pribadi yang sebenarnya, the right version of me. Pernahkah seperti itu? Menginginkan jati diri Anda yang sebenarnya muncul dari diri Anda?

Kadang saya berpikir, apa yang masih bisa dipelajari dari orang seperti saya, yang mungkin mengalami banyak kegagalan serta menghadapi berbagai masalah?

Sebentar, sebelum menjawabnya, kita akan kembali ke soal rindu teman tadi. Sesekali saya juga rindu satu teman lama, yaitu sepeda motor Honda Spacy kami, yang sudah menempuh jarak ribuan km ketika masih bolak-balik dari Depok ke Daan Mogot maupun tempat lainnya naik motor itu. Karena sudah lama tidak memakainya dan mesinnya jarang saya panaskan, kurang lebih selama enam bulan semenjak terakhir kali memanasinya, apalagi belum perpanjangan STNK, ketika mencoba menyalakan mesin, tidak bisa nyala. 

Beberapa menit saya coba hidupkan, tapi tetap tidak mau menyala. Tetapi, saya tidak mau menyerah. Saya percaya, Spacy kami itu juga enggan menyerah. Tidak akan menyerah. Alay-kah sikap semangat 🙂?

Sekarang, kembali ke soal apa yang masih bisa dipelajari dari seorang seperti saya, atau kita, yang mungkin mengalami kegagalan dan sedang menghadapi masalah? 

Ya apabila tidak ada yang lain, itu sajalah—tidak nyerah—yang masih bisa dipelajari dari saya. 

Salah satu ketidaktahuan yang baik adalah tidak tahu cara menyerah dalam hidup ini.

Saya tidak menyerah menyalakan Spacy. Sebab saya tahu kepunyaan saya, Spacy itu. Setelah beberapa kali mengengkol starter kaki, mesin mau hidup hari itu! Walau mesti berulang kali mesinnya mati, akhirnya mau nyala. Sejak itu, mesti telaten dan tidak lupa memanasinya, apalagi plat nomor sudah baru. Semoga ini sesuatu yang berarti, bukan yang sepele.

Dia pun demikian terhadap Anda dan saya, God hasn't given up on you yet. Siapa pun kita. Apa pun yang telah kita alami, asal kita berharap dan berseru hanya pada-Nya. Dia belum menyerah untuk memunculkan apa yang baik, menghidupkan yang masih baik, dari hidup kita.

Mungkin telah beberapa tahun kita menyerah mempercayai Dia atau lari dari-Nya. Namun, Ia tidak akan menyerah atas kita. Karena kita masih laik jalan!

Mengapa Ia enggan menyerah terhadap kita? Untuk menjawabnya, saya jadi teringat lagu rohani lama anak-anak yang berbunyi, "He knows my name, He knows my every thought, He sees each tear that falls, and He hears me when I call."

"Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya" (Mzm. 147:4).

Karena Ia tahu kepunyaan-Nya. Biarlah sekiranya orang-orang menyerah terhadap kita, Ia tidak. Kecuali kita sendiri yang benar-benar menyerah terhadap-Nya.

Dia tahu namamu, dan memanggil namamu. Namaku juga. Dengan lembut. Pun bukankah mungkin Dia adalah Teman kita yang paling lama? Kalau Ia saja tidak menyerah terhadap bintang-bintang di atas sana dan tahu namanya semua, terlebih lagi Dia tidak akan menyerah terhadap kita, karena Dia tahu kepunyaan-Nya. 

Dan ingat, teman lama masih bisa menjadi teman yang baik, tetapi manusia lama kita tidak akan pernah jadi sahabat yang baik bagi kita.




No comments:

Post a Comment