Saat
Kebenaran tersingkap di kalbu
Ada
gairah
Ada
pertumbuhan
Ada
transformasi
Ada
pengudusan
Waspadalah
Kedagingan
pun menyelinap
Bagai
pencuri tak kenal lelah
Mencari
kesempatan di kala lengah
Sadarkan
diri lama yang mestinya mati
Menjalin
kembali hasrat bangga diri,
‘Saya
menjadi pemilik kebenaran’
Merasa
nyaman, terbang di atas angin
Tutup
saja kirbat lama itu
Tak
layak anggur baru menempatinya
Takkan
berguna yang kudus tinggal dalam hati berdosa
Menciderai
pribadi lain
Pemborosan
tak terampuni
Sia-sia
sesal di masa datang
Sangkal
diri
Manusia
bukanlah pemilik kebenaran
Ia
tinggal bukan karena kualitas diri
Ia
diberi bukan karena layak diri
Ia
bekerja bukan karena cakap diri
Kebenaran
itu sang Tuan sejati
Manusia
hanya hamba belaka
Biarkan
Sang
Kebenaran meraja
Di
hati baru, kirbat baru
Mengubah
diri lama
Ada
satu tatanan baru
Bekerja
dengan aturan dan kendali di luar mau diri
Kebenaran
itu Sang Kuasa
Syukur
saja
Yang
patut terucap jika diri terpakai
Diri
ini hanyalah hamba
Ia
tampak seperti surya terbit
Di
ufuk timur
Dari
gelap malam
Sampai
tengah hari
Menyibak
semua yang tersembunyi
Membakar
semua yang tak berguna
Memberi
energi hidup baru
Semua
dalam hikmat dan kuasa kasih-Nya
―oleh Frankie Suthya