Apa yang sering kita lakukan saat sendirian?
Acap kali mungkin melakukan atau menginginkan kehendak ataupun kemauan diri sendiri.
Sebenarnya, kita seperti itu karena tidak
tahu apa yang sesungguhnya kita inginkan.
"Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia [Filipus—atau ganti dengan nama kita], sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya" (Yoh.
6:6).
Tidak hanya Yesus tahu dan sadar status-Nya, Ia
juga tahu apa yang telah, sedang, maupun hendak dilakukan-Nya.
Waktu sendirian pun, Ia berdoa.
"Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya
pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah
malam, Ia sendirian di situ" (Mat. 14:23).
"Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak
datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia
menyingkir pula ke gunung, seorang diri" (Yoh. 6:15).
Dia bukan penyendiri (ogre atau hermit), sebab pun ada waktu-waktunya berinteraksi dengan orang-orang lain. Seperti halnya yang pernah dilakukan Henry David Thoreau ketika mengungsi, menyendiri ke hutan, dan menuliskan Walden.
Beberapa
kali mungkin Ia yang sering kali terlebih dulu membuka interaksi, memulai percakapan, ataupun menyapa orang-orang. He led an intentional
living. Ia tahu apa yang ingin Ia lakukan. Saat bersama orang lain, maupun saat sendirian.
Apa yang kita lakukan saat sendiri sering kali
akan menentukan bagaimana respons, sikap, tindakan, keadaan kita, dan lain-lain ketika di tengah keramaian maupun di depan orang-orang.
Dia menyukai, menikmati waktu-waktu kesendirian dengan kita. Bahkan mungkin saat ini Ia menanti—berduaan dengan Anda, meskipun Anda sedang merasa sendiri.
No comments:
Post a Comment