March 14, 2019

Jalan Segala yang Fana


Baru tadi membaca artikel tentang telah lewat setahunnya Billy Graham berpulang, entah mengapa hari ini bertepatan mempostingkan sedikit tulisan tentang beliau. 

Billy Graham.

Beliau wafat pada 21 Februari 2018 yang lalu, sehari setelah ulang tahun saya. Di usianya yang ke-99 tahun.

Steven Furtick, seorang pahlawan iman juga, berduka, "You showed us how to leave the 99 for the 1. Thank you Dr. Graham. Rest in Peace." Maksudnya, Billy Graham telah meninggal, namun yang penting beliau telah memberikan teladan, yaitu untuk menyerahkan sepanjang sisa kehidupannya kepada Tuhan Yesus, satu Pribadi itu.

Begitu banyak ucapan belasungkawa dari pemimpin-pemimpin besar dunia maupun tulisan yang meneguhkan dampak pelayanan, pengalaman, serta pribadi beliau.

Kalau seseorang seperti Billy Graham, yang telah berkhotbah bagi ratusan juta orang, sekitar 215 juta, lebih banyak daripada siapa pun sepanjang sejarah, dan pernah menjadi sahabat bagi sejumlah presiden AS maupun pemimpin negara-negara lainnya, dan sudah berbuat banyak bagi Dia saja bisa meninggal dunia, masakah kita tidak mau menyadari fakta bahwa suatu hari pun kita akan mengalami hal yang sama, menempuh jalan segala yang fana?

Sebab jujur, kadang kala kita merasa seolah dapat hidup lama dan tidak akan meninggal dunia dengan segera. Apa pun yang kita lakukan pun sering kali menunjukkan bahwa kita hidup tanpa gentar terhadap apa puntermasuk kematian.

"Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka" (Ibr. 13:7).

Kalaupun sekirannya firman itu belum mampu menusuk dada, menyentuh hati kita, setidaknya belajarlah dari akhir hidup beliau. Karakter seperti apa yang kita wariskan selama masih menumpang di dunia ini?

Billy Graham pernah berujar, "Jika harta sirna, sebenarnya tidak ada yang sirna dan hal itu bukanlah segalanya. Jika kesehatan atau keprimaan hidup sirna, memang terasa ada sesuatu yang hilang. Namun saat karakter sirna, segala-segalanya benar-benar sirna dari hidup kita."

Kelak ketika kita pun akhirnya sampai pada hari menjumpai Pencipta kita, semoga orang-orang yang kita kasihi maupun sahabat-sahabat yang kita tinggalkan akan belajar juga dari hidup kita, dan bahwa mereka telah kehilangan satu pahlawan iman mereka.


"In the end, it’s not the years in your life that count. It’s the life in your years."
―Abraham Lincoln





No comments:

Post a Comment