March 6, 2019

Satu • Per • Satu


Kalau sekarang-sekarang ini kita merasa hari demi hari yang kita jalani kian berat, ada baiknya kita menjalaninya satu per satu.

"Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabat-sahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu" (3 Yoh. 1:14-15).

Frasa yang menarik perhatian saya pada ayat tersebut: satu per satu.

Seringkah kita khawatir? Sering, bukan 🙂? Misalnya, ingin kita mengubah banyak halseandainya begini, seandainya begitudan harus sesuai jalan pemikiran kita sendiri. Padahal, tidak bisa selalu seperti itu.

Reinhold Niebuhr pernah berkata, "God, grant me the serenity to accept the things I cannot change, the courage to change the things I can, and the wisdom to know the difference." (Tuhan, berikanku kerelaan hati untuk menerima hal-hal yang tak dapat aku ubah, dan berikanku keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah, serta berikanku hikmat untuk dapat membedakan keduanya.) 

Yuk, belajar untuk mencoba tidak selalu khawatir sepanjang waktu. Jangan biarkan kerutan yang tidak semestinya berada di wajahmu. 

Tetapi, jika kita sudah tidak khawatir, kita masih sering juga mengeluh. Ada saja untuk dikeluhkan: hujan deras saat pagi hendak berangkat kerja atau sekolah, lama menunggu di antrean atau suatu pesanan, menerima perlakuan yang kurang mengenakkan dari orang-orang. Atau terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan yang kita bayangkan, harap, atau pikirkan.

Memang akan selalu ada bahan untuk keluhan, tetapi semestinya dengan porsi respons yang menyejukkan, menyegarkan sikap kita nantinya. Jika tidak ingin ada keluhan, cobalah pergi ke makam 😊.

Steve Jobs pernah berkata, "Being the richest man in the cemetery doesn't matter to me. Going to bed at night saying we've done something wonderful, that's what matters to me." (Menjadi orang terkaya tetapi ujungnya menjadi seorang almarhum tidaklah terlalu berkesan bagi saya. Namun, dapat beranjak pergi tidur di malam hari dan telah melaksanakan sesuatu yang berarti hari itu, lebih berharga bagi saya.)

Selain khawatir dan mengeluh, sering juga kita sukar percayaentah terhadap sesuatu yang baik, entah Tuhan, sebuah kebenaran, ataupun lainnya.

Lalu kita menumpuk berbagai hal tersebutkekhawatiran, keluhan-keluhan, ketidakpercayaan akan suatu kebenarandalam satu hari sehingga kita merasa stres, kewalahan, atau depresi.

Hadapilah segalanya satu per satu. Sehari demi sehari. 

Saya tahu, mungkin sulit, atau sakit. Kita tidak sabaran. Bersabarlah. Kita ingin memborong semuanya. Tapi, jalanilah:

Satu.

Per.

Satu.

Segenggam demi segenggam.

Ed Young pernah berkata, "So often the small tweaks take us to giant peaks." (Setapak demi setapak pendakian akan membawa kita ke puncak.)  

Asalkan, jangan buka celah meski kecil-kecil, satu per satu, untuk sesuatu yang salah. Sebab sebagaimana yang baik saja bisa menumpuk, apalagi ini dengan sesuatu yang buruk.