March 5, 2019

Rumah Pipit


Burung pipit.

Sering melihatnya, bukan?

Seingat saya pun, dulu sewaktu saya SMP ataupun mungkin antara kelas 4 atau 5 SD, sering mencari dan mengambil sarang burung pipit di pohon-pohon. Dan senang bila mendapatkannya, terutama bila ada telur maupun anakannya. Padahal mungkin induknya akan mencari-cari sarang dan anaknya itu.

Melihat burung pipit terbang di langit mengingatkan saya tentang sesuatu.

"Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku" (Mzm. 84:4)!

Siapa yang ingin memiliki rumah sendiri ? Saya ingin. Terlebih putri kami Cherish, yang berusia delapan tahun, kelas 3 SD, beberapa kali mengatakan bahwa dia ingin punya kamarnya sendiri. 🙂

Tetapi kalau burung pipit saja telah mendapatkan sebuah rumah, Dia pasti lebih tahu kerinduan hati kita yang ingin memiliki tempat tinggal sendiriterlebih bagi yang sudah berkeluarga, bukan?

Dan yang lebih penting, kita menjadi bait-Nya. Ia rindu supaya kita benar-benar menjadi bait atau rumah yang bersih dan baik untuk menyalurkan kasih-Nya. "Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela" (Mzm. 84:12).


"I found my fortress in You, and my soul is anchored with You, my resting place is in Your name. Forever safe." Isa Fabregas