Saya senang jalan kaki. Rasanya juga, sudah lama tidak melakukannya. Apalagi, di zaman serbamodern di kota seperti ini dan—semenjak bisa menyetir sendiri.
Tuhan
Yesus juga senang berjalan kaki—walau waktu itu memang harus jalan kaki.
Mari kita lihat Matius 12.
"Pada waktu itu, pada hari Sabat
[Minggu, hari untuk beribadah kepada Tuhan], Yesus [yang adalah Tuhan atas hari
Sabat, dan berkuasa atas hari Sabat] berjalan di ladang gandum" (Mat. 12:1
a, penekanan ditambahkan).
Acap kali Dia berjalan kaki.
Menyusuri
danau (Mat. 4:18).
Bahkan mukjizat berjalan di atas air (Mat. 14:25).
Berjalan berkeliling dari desa ke desa, sambil mengajar (Mark. 6:6).
Berjalan
di depan memimpin (Mark. 10:32).
Berjalan di halaman bait Allah (Mark. 11:27).
Berjalan dari kota ke kota (Luk. 8:1).
Berjalan terus melintasi (Luk. 19:1).
Berjalan bersama-sama (Luk. 24:15).
Pedestrian sejati. 🙂
Tapi yang menangkap perhatian saya
adalah Matius 12:1 tadi. Ya... mungkin karena sedang membuka halaman pada ayat itu, lalu mencari dan menemukan fakta lainnya tentang Yesus, Tuhan
berjalan.
Kita semua pun harus tetap berjalan dalam
kehidupan.
"Life is like riding a
bicycle," kata Einstein, "To keep your balance, you must keep moving
(Hidup itu ibarat naik sepeda pancal—untuk jaga keseimbangan dalam
hidup ini, maka Anda harus terus bergerak)."
Apa pun yang sedang terjadi dalam hidup
ini, tetaplah menjalani. Keep on
moving, keep on walking.
Dia pun ingin berjalan di
tengah-tengah kita, menyertai kita. Dia pun kiranya membuat
kita tegak berjalan (Im. 26:13 b), bukannya tertunduk lesu, atau dalam kepongahan, arogansi.
Kita mungkin akan melewati sejumlah padang gurun kehidupan. Tetapi Dia memperhatikan, menyediakan apa yang kita perlukan.
Semoga Dia pun menguatkan kita agar bisa menikmati berjalan, seperti Tuhan Yesus di ladang gandum kehidupan. Dengan sehat.
Dengan berkat. Dari Dia.