“I can hear the
sea. Nothing else is as good as that.”
―Hilary Mantel
Saya
jadi menyadari, mengetahui alasan mengapa saya menyukai pantai, hujan, atau air. Setiap kali bila ada suguhan pilihan tujuan wisata,
acap kali saya pasti lebih memilih pergi ke pantai. Tiap kali saya bertandang ke
rumah sahabat ataupun berkunjung ke kediaman kerabat, hal pertama
kali yang saya cenderung selalu ingin lakukan adalah meminjam, melihat kamar mandinya. Apakah penyebab saya menyukai
pantai, hujan, atau air ini?
Penyebabnya adalah karena dulu ketika
saya masih kecil, kira-kira berusia dua atau tiga tahun, ayah maupun bunda saya
kerap mengajak, membawa baik saya maupun adik saya berwisata ke pantai. Waktu
itu pantainya adalah Pantai Boom yang ada di Tuban―tempat kami tinggal dulu, kota yang berada di sekitar paling ujung kiri atas dekat perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
![]() |
Saya (kiri), bunda & adik Grace di pantai |
Hal yang amat masih saya ingat serta
kenang hingga sekarang usia 30 tahunan ialah saat dahulu berlibur di pantai itu, saya bermain pistol air beserta ayah dan
bunda. Saya pun
teringat terduduk bersama bunda, dan ayah memotret kami di atas hamparan pasir putih. Tetapi, saya tidak tahu entah bagaimana keadaan pantai itu
sekarang, sebab terhitung sudah lebih duapuluhan tahun saya jauh dari Tuban, dan
tinggal di Surabaya, lalu juga di Jakarta.
Ketika saya membuka situs Ayahbunda dan mengetahui bahwa
ada lomba menulis bertema Aku dan
Ayahbunda, mau tidak mau saya langsung terkenang akan masa-masa itu―kala
ayah, bunda dan saya keluar rumah saat sore menuju pantai, sekadar menghabiskan waktu. Namun, meskipun tema lombanya berkaitan dengan situs, majalah
(yang akhir-akhir ini sering saya baca per bulan semenjak bekerja di kantor
saya sekarang, yaitu sebuah institusi pendidikan berupa sekolah) maupun
kegiatan Ayahbunda, tetapi ingatan
kuat saya, kenangan saya, membawa untuk menuliskan kenangan tentang masa kanak-kanak itu di Pantai Boom, Tuban.
Mungkin bukan pantai
itulah yang saya rindukan, atau kota Tuban itu sendiri, melainkan masa
kecil saya, berwisata bersama ayah serta bunda.
Bilalah saatnya sekarang kita menjadi orangtua (serta jika ingin
mengetahui tips-tips berwisata, kita dapat melihat artikel dari
situs Ayahbunda, salah satu contohnya
Sukses
Liburan dapat dibaca di sini), manfaatkanlah kesempatan berwisata, menginvestasikan waktu
bersama keluarga tercinta sebagai momen yang indah, pengalaman berkesan, dan
kenangan tiada terlupakan selamanya.
Dalam menjadi seorang ayah, saya berusaha sesering mungkin serta
sebisanya mengajak anak saya berenang pada
akhir pekan. Saya ingin putri saya, Cherish, memiliki harta karun yang berharga
berupa kenangan bersama keluarga, ayah dan bundanya menuju masa depannya.
![]() |
Putri saya, Cherish (kanan) belajar berenang |
Juga,
bila saya boleh berbagi dengan para pembaca yang budiman, saat melihat situs Ayahbunda maupun membaca
majalah ataupun mengikuti
kegiatannya yang ada, tentulah dapat membuat pembaca pun terkenang akan
memori-memori bersama keluarga, baik yang dahulu ketika masih masa kanak-kanak
maupun apa yang pembaca lakukan untuk orangtua atau anak-anak sebagai
suatu keluarga.
Akhirnya sekarang-sekarang ini, saat saya mendengarkan senandung instrumental Rhythm of the Rain ('Irama Hujan'), saya merasa begitu tenang, hati saya seolah terhanyut, seakan
mengingatkan dan membawa saya pada masa-masa kecil saat berusia dua
atau tiga tahun itu, bersama ayah dan bunda di Pantai Boom, Tuban. Lagipula,
bukankah hujan pun terdiri dari air dan kadang menuju ke pantai…?