October 29, 2012

Minta Es Krim, Tuhan

Minggu lalu saya membawa anak-anak makan ke restoran. Anak laki-laki saya yang berumur 6 tahun menawarkan diri untuk memimpin doa makan, “Tuhan yang baik, terima kasih untuk makanan ini. Saya akan sangat berterima kasih bila setelah ini Engkau menggerakkan hati Mama untuk membelikan kami es krim. Amin!”

     Tiba-tiba saya mendengar seorang wanita yang duduk di dekat kami berkata, “Negara ini benar-benar sudah kacau! Anak-anak sekarang sudah tidak tahu bagaimana berdoa dengan benar. Masak minta es krim sama Tuhan? Saya tidak bakalan berdoa seperti itu!”

     Mendengar hal itu, mata anak saya langsung berkaca-kaca dan ia bertanya, “Apakah saya salah berdoa, Mama? Apa Tuhan akan marah sama saya?”

     Ketika saya memeluknya sembari menyakinkan bahwa dia sudah berdoa dengan baik dan Tuhan tidak marah padanya, datanglah seorang bapak tua ke meja kami.

     Ia mengedipkan mata kepada anak saya dan berucap, “Saya tahu bahwa Tuhan senang sekali dengan doamu.” “Oh ya?” tanya anak saya. “Tentu saja,” jawab pria itu.

     Lalu, ia mendekat dan berbisik (sambil melirik pada wanita di meja sebelah yang mengomel tadi), “Sayang sekali dia tidak pernah meminta es krim pada Tuhan. Es krim itu baik untuk hatimu.”

     Tentu saja setelah kejadian ini saya membawa semua anak saya ke konter es krim. Setelah semua mendapat bagian masing-masing, anak laki-laki saya menatap es krimnya sesaat lalu melakukan sesuatu yang tak pernah akan saya lupakan seumur hidup saya.

     Tanpa berkata apa pun ia bergegas membawa es krimnya dan menaruhnya di depan wanita yang telah membuatnya menangis. Dengan senyum lebar ia berkata, “Ini buat Tante. Es krim itu baik untuk hati Tante; dan kebetulan hati saya sudah baik.”

     Kadang setiap kita butuh es krim dalam hidup kita. Kiranya Tuhan mengirimkannya pada Anda hari ini.


―oleh Timothy J. Daun