February 23, 2019

9 & 19


Those who fail to plan, they plan to fail. Katanya, mereka yang tidak pernah membuat sebuah rencana, mereka merencanakan diri untuk gagal.

Itu menunjukkan betapa pentingnya berencana. 

Namun ingat, memang banyak rancangan di hati manusia, tetapi sebagian besar keputusan yang terlaksana adalah yang dari Tuhan. Kalaupun ada sesuatu lain yang terjadi, apa pun itu, mungkin itu seizin-Nya.

Hari ini ingin menuliskan beberapa poin untuk sejumlah ayat pada Amsal 9 dan 19. Kedua pasal tersebut sama-sama menunjukkan betapa pentingnya hikmat (bijak, nasihat, didikan). Maafkan saya kalau terkesan eksegesis (penjelasan, penafsiran) banyak ayat, dan bukannya berfokus ke satu topik bahasan. Dan mohon maaf juga apabila terdapat beberapa bahasa Inggris. 

Saat menuliskan ini pagi-pagi, ketiga orang yang saya kasihi—anak-anak saya Cherish, Jhesua, serta istri saya—masih tertidur pulas.

Tuhan sepertinya suka membuat intervensi-intervensi dadakan. Bisa saja yang menarik, tergantung persepsi masing-masing orang yang menerimanya.

Dia suka melakukan divine intervention (pengalihan, pengubahan ilahi yang segar dan spontan). Dia fleksibel. Tetapi Dia juga murah hati dan teguh. Dan kalau kita mau mengikuti arahan-Nya, akan terasa lebih hidup. When He is on the go, you will get the flow. Katanya, berselancarlah di arus gelombang-Nya.

Baiklah kita mulai tentang Amsal 9.

Amsal 9 versi The Message ada memberi judul perikop Lady Wisdom Gives A Dinner Party pada subbab pertama. Kemudian, subbab kedua Madame Whore Calls Out, Too.

Amsal 9:6 mengulas, "Leave your impoverished confusion and live! Walk up the street to a life with meaning (Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian)." Lalu Amsal 9:11, "It's through me, Lady Wisdom, that your life deepens (lebih dalam, lebih bermakna), and the years of your life ripen (umurmu diperpanjang, engkau semakin matang, dewasa)." 

Amsal 9:18 menyatakan, bahwa memang ada arwah-arwah, atau roh-roh.

Selanjutnya tentang Amsal 19.

Judul Inggris yang dipakai dalam The Message pada pasal tersebut If You Quit Listening atau bilakah kita berhenti mendengarkan Dia ataupun orang-orang tepercaya, maupun hati nurani kita.

"Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah" (Ams. 19:2).

Amsal 19:4 & 7 hampir sama-sama berbicara kekayaan, atau terkait tentang seperti apa sih kalau menjadi kaya ataupun miskin itu. Mari coba melihat dari sisi rohani. When we set our hearts right before Him, we will have the favour of all the peopleKatanya, saat hubungan kita benar dengan Tuhan, iman kita baik, kita akan punya banyak teman. Disukai oleh banyak orang. Itulah kaya secara rohani. Tetapi ingat, disukai banyak orang, bukan semua orang. 

Sebab akan ada orang-orang yang menyukai kita, akan ada saja orang-orang yang tidak. Seimbang ya. ðŸ™‚ 

Mungkin saat ini relasi kita sedang buruk, tetapi yakinlah, apabila kita punya hubungan baik dengan Dia, Dia sendiri yang akan mendamaikan—entah bagaimana cara-Nya. "Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia" (Ams. 16:7).

Amsal 19:14, bagi saya, berisi kejutan yang menyenangkan, karena istri yang berakal budi, bukan sekadar pintar, adalah karunia dari-Nya. Bayangkan, betapa luar biasa dan baiknya istri-istri yang berakal budi bagi suami-suami mereka. Suami-suami itu pun mungkin tidak sanggup membayangkan seandainya hidup tanpa istri mereka yang seperti itu

Istri saya, Iva adalah istri yang berakal budi. Ibu saya pun istri yang sangat berakal budi bagi ayah saya. Ibu mertua pun demikian sangat berakal budi menjadi istri bagi ayah mertua saya. Dan ingat, the most important thing a father can do for his children is to love their mother. Katanya, hal terbaik yang bisa seorang ayah lakukan bagi anak-anaknya ialah mengasihi ibu mereka.

Amsal 19:20 menunjukkansekali lagipentingnya hikmat, nasihat, atau didikan apabila ingin bijak di masa depan. 

Menjadi bijak bukanlah sok berfilosofi, berfilsafat ria, mengerti segala hal dalam kehidupan. Melainkan, mengetahui yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi, menghadapi situasi, keadaan tertentu dalam hidup.

Dari mana kita bisa peroleh hikmat? Satunya tentu dari firman dan melakukannya, maupun belajar dari orang-orang lain.

Amsal 19:23, "Fear-of-God is life itself, a full life, and serene—no nasty surprises (Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka)." Dengan kata lain, Dia menjagai kita. Dia memberi kejutan-kejutan yang baik. Dia sering memberi pertolongan saat sepertinya semua sudah hampir usai. Ada banyak pengalihan spontanitas yang ilahi dari-Nya.

  
"The more we let God take us over, the more truly ourselves we become."
C. S. Lewis