January 23, 2019

Kebodohan yang Baik

(Sharing pagi ini di kantor)


Banyak hal yang mencoba membuat kita bertindak bodoh. Di manapun. Di kehidupan sehari-hari. Di jalan. Di kantor. Di rumah. Di sekolah.

Dalam banyak hal, kita pun sering kali bertindak bodoh bukan? 

Dan kita butuh hikmat supaya bisa membedakan mana yang benar dan mengetahui apa yang harus kita lakukan.

Mungkin selama ini kita mengira kebodohan hanyalah kebodohan dan merupakan sesuatu yang tidak baik. Tetapi, menurut saya, ada satu jenis kebodohan yang baik. Apa itu?

Nah, sebelum kita mengetahuinya, ada jenis kebodohan yang paling buruk, nomor satu di dunia dan dalam hidup kita sebagai orang percaya. Saya tahu hal ini pasti berbeda-beda bagi kita, tetapi inilah yang ingin saya coba bagikan.


KEBODOHAN TERBURUK

Kebodohan paling buruk adalah menukarkan Tuhan Yesus dengan hal yang lain.

Adik saya yang paling bungsu, Adi, beberapa saat yang lalu hampir melakukan hal yang sama, rela melepaskan Tuhan Yesus demi dapat menikah dengan calon pasangan hidupnya yang berbeda keyakinan.

Kami sekeluarga tetap berjuang dan mendoakan dia supaya tetap mempertahankan imannya kepada Tuhan Yesus. Ini membuktikan pentingnya mengajarkan hal yang benar kepada anak-anak maupun saudara & keluarga kita sejak dini! Sebab jika tidak, saat mereka merasa sudah bisa mengambil keputusan atau pilihan sendiri, mereka tidak dapat mendengarkan nasihat kita dan akan mengambil keputusan atau pilihan yang salah.

Puji Tuhan, adik saya akhirnya masih tetap mau mempertahankan imannya, dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

Relalah melepaskan segalanya demi Tuhan Yesus, dan bukannya rela melepaskan Tuhan Yesus demi segalanya. Sebab Dialah Harta yang paling berharga di hidup kita.

Kalau kita menukarkan Dia, itulah kebodohan paling buruk. Tetapi kalau boleh jujur, bukankah kita sering kali seperti itu sehari-harinya? Kita menukarkan Dia dengan hal-hal yang kecil, sepele, dan tidak berarti. Kalau kita tidak aware atau waspada, itu akan menumpuk, dan suatu hari kita pun akan rela melepaskan iman kita.

Efesus 4:27 mengatakan, “Dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” Kalau kita tidak memberikan kesempatan kepada Iblis setiap harinya, kita tidak akan rela melepaskan Tuhan Yesus demi sesuatu yang lain.

Menjadi bodoh, maupun menjadi bijak, itu bukanlah perkara yang terjadi dalam semalam, secepat membalikkan tangan. Melainkan terjadi karena menyicil dari hal yang kecil-kecil. Kita melatih diri entah untuk mau tetap menjadi bodoh, entah mau jadi bijak.


KEBODOHAN YANG LAIN

Nah, kita sudah tahu kebodohan yang paling buruk. Selain itu, sebelum kita mengetahui apa itu kebodohan yang baik, masih ada jenis kebodohan yang lain, yaitu kebodohan kalau kita TIDAK melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Selama ini kita mungkin merasa bodoh & menyesali melakukan apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Hal itu sah-sah dan wajar saja, apalagi bila melakukan hal-hal yang salah dan jahat. Tetapi, kemungkinan masih ada kesempatan untuk memperbaikinya.

Namun, kita akan lebih menyesal & merasa sangat-sangat bersalah bila, mendekati akhir kehidupan, kita tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Terutama hal-hal yang baik, dan yang menjadi kehendak Tuhan bagi kehidupan kita masing-masing.

Di bidang medis pun, akan terjadi akibat fatal atau mungkin malpraktik apabila seorang praktisi kesehatan seperti dokter maupun perawat melakukan dua jenis kesalahan ini:
  • Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan, dan sebaliknya
  • Melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan
Jadi, pentingnya hikmat untuk membedakan, mengetahui mana yang benar dan apa yang harus kita lakukan.

Kita pun makhluk yang sering menunda-nunda. Kalau hari-hari ini Dia sedang memproses, membentuk hati kita, dan mengingatkan untuk melakukan sesuatu, sekalipun masih jatuh-bangun, masih mengalami penderitaan dan pergumulan, yuk tetap rendah hati mendengarkan Dia & melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Apa resep segera melakukan apa yang seharusnya kita lakukan? John C. Maxwell mengingatkan, setiap kali bangun pagi, katakan, "Do it now, do it now, do it now." Lakukan sekarang, lakukan sekarang, lakukan sekarang.

Jika masih ada waktu atau kesempatan, itu semua hanya karena kasih karunia. Bersyukurlah, sebab Dia pasti mempunyai sesuatu yang indah bagi kita.


KEBODOHAN YANG BAIK

Nah, kita sudah tahu apa itu kebodohan yang paling buruk maupun kebodohan kalau tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Tetapi, kabar baiknya 🙂, ada satu jenis kebodohan yang baik. Apa itu? Yaitu kalau kita tetap taat, setia, dan percaya melakukan kehendak Tuhan dan mengikuti Dia, meskipun kita belum dan tidak mengerti maksud dan rencana-Nya.

“Aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku” (Mzm. 73:22-23).

Sekalipun orang-orang dan dunia, bahkan teman-teman terdekat menertawan, menganggap kita gila dan bodoh karena mengikuti kehendak Tuhan dan mempercayai Dia, biarlah mereka berkata seperti itu—sebab itu adalah kebodohan yang baik. Sebab Tuhan masih bisa memakai kebodohan untuk memalukan apa yang berhikmat bagi dunia.

“Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia” (1 Kor. 1:25).

“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat” (1 Kor. 1:27).

Lebih baik ditertawakan orang lain, dianggap bodoh oleh dunia dan teman-teman kita, daripada kita nanti ditertawakan dan dianggap bodoh oleh-Nya karena tidak menaati kehendak-Nya.

Saat ini, Dia mungkin sedang mengingatkan kita supaya mengikuti dan melakukan apa yang Dia mau bagi hidup kita dan segera melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Taatilah dan lakukanlah. Rendah hati, dan percayalah.

“Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!” (1 Kor. 14:20)

“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan” (Ef. 5:17).

Sebab tidak ada orang yang terlahir bodoh. Melainkan, yang ada adalah orang yang terus-menerus tidak mau diajari apa yang benar, tidak mau diberitahu, dan tidak mau belajar sehingga ia menjadi bodoh, bebal.

Dan, sebenarnya tidak ada orang lain yang bisa kita bodohi, selain… diri sendiri.


QUIZ:

Sebagai penutup, dosa apa yang paling bodoh? (Hal ini di-sharingkan oleh Ps. Philip Mantofa pada Minggu, 20 Januari 2019 yang lalu saat ibadah di GBI PRJ.)

Dosa paling bodoh adalah iri hati.

Kita tidak memiliki apa yang orang lain miliki, tetapi orang lain pun belum tentu memiliki apa yang kita miliki. Jadi, kita tidak perlu membeda-bedakan atau iri hati.