Di tengah kehidupan dunia yang
hiruk-pikuk ini, ada begitu banyak pengaruh yang membuat kita tidak lagi
bertekun di dalam Tuhan. Pekerjaan, hobi, dan aktivitas-aktivitas jasmani lainnya
telah menguras waktu dan mengupas tenaga kita sehingga kita pun mengabaikan persekutuan
kita dengan Dia.
Kita harus punya ruang, menyediakan waktu
buat berduaan dengan Tuhan. Make a space
for God.
Jangan cuma sediakan ruang atau waktu untuk
pacar, pasangan kita, urusan kita, kesibukan kita. Semua itu saja kok bisa? Masa
buat Dia kagak bisa, sedangkan Dia yang selalu memberkati kita dalam kehidupan.
Sedangkan pacar, pasangan, kesibukan, dan lain-lain sering kali mengecewakan
kita.
Banyak orang berpikir bahwa menyediakan
waktu untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan adalah sebuah pemborosan
waktu. Padahal, justru semakin kita bertekun di dalam Dia, hidup kita
makin diperbaharui dari hari ke hari sehingga kita memiliki kehidupan yang
berkualitas.
Jadi, tidak ada kata sia-sia atau mubazir
jika kita berjerih lelah dan bertekun bersama Dia.
Alkitab dengan tegas meminta: "Latihlah dirimu beribadah. Latihan
badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang"
(1 Timotius 4:7b-8).
Bertekun juga di dalam doa dan firman-Nya
adalah sama seperti orang yang membangun rumahnya di atas batu, "Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu" (Matius 7:25).
Memiliki persekutuan yang karib dengan
Tuhan = fondasi yang kuat bagi kehidupan kita.
Bagaimana jika kita mengabaikan
persekutuan kita dengan Dia?
Sudah pasti kita tidak akan memiliki
kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan dan badai kehidupan yang datang
menyerang kita.
Daud mengingatkan kita bahwa di
sepanjang hari Tuhan telah mencurahkan kasih setia-Nya kepada kita, maka sudah
seharusnya pada malam hari atau di waktu-waktu pribadi, kita
mempersembahkan korban syukur bagi Dia melalui doa kita.
Milikilah kerinduan untuk mendekat
kepada Dia seperti Daud. "Seperti
rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau,
ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh
datang melihat Allah?" (Mazmur 42:2-3)
Kedekatannya dengan Tuhan adalah kunci
kekuatan Daud dalam menghadapi setiap masalah, bukan karena kekuasaan yang
dimilikinya sebagai raja.
Daud sadar, ia tidak bisa hidup tanpa
penyertaan-Nya. Itulah sebabnya ia memohon kepada Dia, "Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!"
(Mazmur 51:13)
Di luar Dia kita tidak dapat berbuat
apa-apa—dan kita ini bukan siapa-siapa, karena itu: "Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!"
(Mazmur 105:4)
—by Yusnia Febriani