Sempat sharing berikut ini beberapa waktu lalu dengan teman-teman komunitas cell atau COOL sesuai bahan yang ada.

Waktu kita
bertobat, lahir baru, dan percaya pada Tuhan Yesus, roh kita diperbarui. Tapi kenapa
misalnya, banyak orang yang sudah lahir baru, masih jatuh-bangun dalam
kebiasaan-kebiasaan buruk? Karena pikirannya, atau jiwanya, tidak
diperbarui secara terus-menerus. Butuh waktu seumur hidup kita untuk memperbarui jiwa (pikiran, perasaan,
kehendak) kita.
"Sebenarnya
dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam
hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.
Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka
yang lain" (Ef. 2:3).
"Lidah
orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit
nilainya" (Ams. 10:20).
Kita perlu
memiliki pikiran Kristus. Bagaimana caranya supaya memilikinya? Ada tiga hal:
- Menaklukkan pikiran di bawah kaki Kristus (2 Kor. 10:5). Apa arti menaklukkan pikiran kita di bawah kaki Kristus? Artinya adalah mengandalkan Dia dan bersandar hanya pada-Nya. Manusia sukar tunduk dan taat. Walau mungkin sudah sering mendengar firman-Nya, berkali-kali, kita sulit menaati, melakukannya, bahkan hanya tunduk pada pikiran sendiri.
Padahal,
kita mungkin ingat lagu ini: Percayalah
kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar kepada pengertianmu
sendiri.
Kalau kita
dekat dengan Dia dan bersandar hanya pada-Nya, kita akan merasa tenang. "Untuk
pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. Hanya dekat Allah saja aku
tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku" (Mzm. 62:1).
"Berikanlah
kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari
manusia" (Mzm. 62:1).
Waktu ikut katekisasi sidi
(pemberian pelajaran dalam ilmu agama Kristen) di HKBP Kedondong, Surabaya dulu, saya menerima ayat favorit dari 1 Petrus 5:7, "Serahkanlah
segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
- Melakukan pembaruan budi pekerti terus-menerus (Rm. 12:2). Salah satu arti kata dalam bahasa Yunani untuk bertobat adalah metanoia. Artinya, changing one's mind atau mengubah pikiran.
Jadi, kita
perlu mengubah, memperbarui pikiran kita tiap hari. Tiap saat.
Ketika 12
suku Israel disuruh mengirimkan wakil-wakilnya untuk mengintai Kanaan, hanya
dua orang, yaitu Kaleb dan Yosua yang memberikan kabar baik, 10 sisanya
memberikan kabar buruk.
"Mereka
menceritakan kepadanya: 'Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan
memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya,
bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat
besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana'" (Bil. 13:27-28).
"Tetapi
orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: 'Kita tidak
dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.' Juga
mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai
mereka, dengan berkata: 'Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah
suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana
adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana
orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami
lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami'"
(Bil. 13:21-33).
Mereka punya
asumsi yang buruk. Yang salah.
Mereka melihat
diri mereka sendiri sebagai belalang. Merasa musuh mereka lebih kuat daripada
mereka. Padahal, belum juga bertemu langsung.
Mengapa
Kaleb & Yosua bisa begitu positif?
Karena
mereka berdua lain jiwa, pikirannya.
"Tetapi
hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan
sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan
keturunannya akan memilikinya" (Bil. 14:24).
- Memikirkan perkara yang di atas (Flp. 4:8). Apa arti memikirkan perkara yang di atas, seolah hal ini bertolak belakang dengan menaklukkan pikiran di bawah kaki Kristus? Tidak berbeda. Melainkan penuhilah pikiran kita dengan firman agar kita memiliki discernment atau kemampuan untuk mencerna, memahami sesuatu dengan lebih baik lagi.
Kita mungkin
familiar dengan ini, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah
semuanya itu."
Dengan
memikirkan perkara yang di atas, kita akan mempunyai perspektif lebih baik,
lebih tenang, tidak kalut. Hati kita teduh.
Memang butuh
banyak kekuatan ekstra untuk menghadapi hidup ini—masalah, keluarga, masa
depan, dan lain-lain. Karena itu, kita perlu memiliki pikiran Kristus.
Milikilah
pikiran Kristus, bukan pikiran krisis.