November 17, 2016

Prestasi


Iva, istri saya pernah bertanya, “Apa arti achievement bagi Abang?” Saya menjawab sesuai penjabaran dari ulasan pembicara di TV yang akan Anda baca juga di bawah ini. Bagi Iva sendiri, prestasi atau achievement adalah ketika merasa berhasil melakukan hal-hal yang perlu dan harus dilakukan, walau kecil, meskipun dilanda hal-hal lainya yang begitu menyita perhatian.

Mungkin baginya, seperti perkataan Ev. Elizabeth Philips, “Yang saya tahu Tuhan mau kita hidup tidak hanya berdasi dan bergengsi tapi lebih baik hidup kita itu, jauh lebih berarti kalau kita hidup berfungsi, berguna bagi sesama, berguna bagi lingkungan, berguna bagi masyarakat, di sekitar hidup kita dan itu akan membuat hidup kita bahagia.” Dan dari Don Yaeger, “You gotta do common things, uncommonly well.

Nah, berikut ini ulasan yang saya sebutkan di awal tadi. Sebenarnya, saya akan memposting tulisan ini keesokannya [Jumat, 11 November 2016] setelah menyaksikan tayangan tersebut. Namun, baru kesampaian hari ini setelah tersita mengerjakan hal-hal yang lain.

***

Semalam melihat siaran sharing oleh Pdt. Gilbert Lumoindong terkait prestasi di acara Cermin Hati di saluran RTV. Berikut ini ulasan ringkasnya yang saya kaitkan juga dengan tulisan tentang pertumbuhan oleh John C. Maxwell.

Tidak ada orang yang diciptakan oleh Tuhan untuk gagal, melainkan untuk berhasil.

Jangan biarkan kegagalan menghacurkan kehidupan Anda.

TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya (Ulangan 28:13-14).”

Jangan berharap pada manusia ataupun mengandalkan diri sendiri.

Tetap Naik
Agar kita dapat tetap naik dan bukan turun, ada syaratnya:
  • Mendengarkan perintah Tuhan
  • Melakukan firman-Nya
  • Jangan menduakan Tuhan dengan menyembah allah lain seperti pergi ke dukun dan lain-lain

Pada dasarnya, Allah selalu siap menolong kita untuk memiliki hidup yang berprestasi—terlepas dari kegagalan apa pun yang pernah atau sedang kita alami.

Sebagian besar kegagalan kita sering kali adalah karena keputusan-keputusan bodoh yang kita ambil dan lakukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prestasi memang merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan lain-lain. Tapi, prestasi di mata Tuhan itu bukan sekadar berprestasi secara akademis ataupun pekerjaan, melainkan lebih pada memiliki hidup yang:
  • berguna, tidak merugikan orang lain
  • mengalami kemajuan dan peningkatan serta kelimpahan. Bukan mengalami GGD, “penyakit” yang mungkin lebih parah ketimbang DBD atau demam berdarah Dengue. GGD = gitu-gitu aja
  • berkarya nyata
  • menghadirkan damai dan kasih Tuhan

Hidup ini lebih daripada sekadar bekerja.

Tuhan pun menginginkan kita mengambil langkah-langkah positif menuju kehidupan yang berprestasi. Langkah-langkah tersebut ialah:
  1. Iman dan doa. Tanpa iman dan doa, prestasi kita pun malah bisa membuat kita frustrasi. Percuma kaya raya tapi tak punya iman dan tidak pernah berdoa.
  2. Mental pejuang serta pahlawan. Mengapa perlu mental seperti itu? Sebab dunia akhir-akhir ini sudah penuh dengan orang-orang yang bermental pengkhianat, pengecut, dan penjilat.
  3. Konsisten dan setia. Banyak orang yang ganteng atau cantik atau jago omong. Sedangkan, orang yang setia itu jarang. Konsistenlah dan setia. Berintegritas.
  4. Pemahaman serta karakter. Banyak orang yang gagal bukan karena kurang pintar, kurang modal, ataupun bahkan mengalami kutukan, melainkan karena karakter yang buruk. Ubahlah karakter Anda. Jangan mudah bersungut-sungut ataupun tersinggung saat menerima masukan atau kritik. Rela hatilah dan lemah lembut untuk mau berubah.
Ada hal-hal positif yang Tuhan telah persiapkan bagi kita yang Ia mau supaya kita lakukan melalui prestasi kita. Dengan kata lain, ada tujuan di balik kita mengalami prestasi, yaitu:
  • Menolong orang. Ada orang yang sesudah mengalami keberhasilan, menjadi kaya, ia menjadi sombong dan tidak mau menolong orang lain. Ingat, orang yang congkak, prestasinya tidak akan bertahan lama.
  • Menghadirkan hal-hal yang baik. Kita bisa menyemangati orang lain yang mungkin hampir putus asa. Kita bisa melakukannya karena dulu kita pun pernah berada di posisinya.
  • Membangun rasa percaya diri yang selama ini kita butuhkan dan cari-cari meskipun kita tidaklah semata-mata menaruh kepercayaan diri kita pada prestasi itu sendiri.
  • Menjadi saksi bagi Tuhan. Orang-orang akan melihat perbuatan kita, lalu memuliakan Tuhan. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Matius 5:16).” Kalau suatu hari kita pernah memakan bakso yang super enak saja kita mau menceritakannya kepada orang-orang lain, apalagi seharusnya bersaksi tentang kebaikan-kebaikan-Nya, penyertaan-Nya, kesetiaan-Nya di dalam hidup kita.

Pertumbuhan ataupun prestasi pribadi adalah poin penting bagi perjalanan hidup seseorang. Dan saat kita sukses, kita pasti ingin orang lain agar sukses juga. Dan tidak ada kesuksesan yang berhasil dicapai seseorang tanpa perjuangan. Ada sejumlah halangan. Apa saja itu?
  • Apa yang kita yakini? Desmond Doss berkata, “I don't know how I'm going to live with myself if I don't stay true to what I believe?” Sesuatu yang kita yakini memang tak serta merta sanggup membawa kita mencapai tujuan yang kita inginkan, melainkan itu sanggup menentukan apakah kita akan mau berusaha mencoba meraihnya atau tidak.
  • Pikiran negatif (tidak bisa, tidak tahu, tidak ada). Seseorang yang memiliki pola pandang serbakekurangan akan merasa dan berpikir bahwa pasti ada kekurangan dalam segala sesuatu. Kurang ini, kurang itu. “People with scarcity mindset,” menurut Kevin Myers, “see the world as a pie with only a certain number of slices, and everybody is competing to get some.”
  • Rasa tidak aman atau tidak percaya diri. Kalau kita merasa kita ataupun talenta kita tidak cukup bagus, itu akan menjadi penghalang pertumbuhan. Lagipula, jika kita merasa seperti itu, mengapa susah-susah dari awal untuk mencoba meraih sesuatu? Seseorang yang kurang percaya diri atau merasa tidak aman mungkin mengenali suatu kesempatan untuk bertumbuh, namun ia kurang atau tidak percaya terhadap kemampuannya untuk menjalani kesempatan itu. Atau, mungkin ia pertama-tama mengambilnya, tapi seiring berjalannya waktu, ia merasa tidak percaya diri lagi hingga mengalami kegagalan.
  • Merasa tak berdaya. Suatu rasa yang bermula dari sebuah perasaan terluka—mungkin karena seseorang lain telah tidak mengacuhkan atau tidak menerima masukan, ide, atau hasil kinerjanya sehingga lalu bertumbuh menjadi mentalitas yang tak mengenali tanggung jawab pribadi untuk apa pun yang terjadi di hidupnya. Lalu, menjadi orang yang pasif dan tanpa inisiatif. Jika ia terus-menerus seperti itu, ia akan memposisikan dirinya sebagai korban dari orang lain yang berkewenangan atau berotoritas di atasnya. 

Mengatasi Rintangan
  1. Latih dan miliki mentalitas sukses. Marcus Aurelius pernah berkata, “Very little is needed to make a happy life; it is all within yourself, in your way of thinking.”
  2. Berpikir percaya diri dan positif. Telah berapa lama kita berpikir negatif terhadap diri sendiri, potensi, maupun orang lain? Saatnya sekarang melatih berpikir positif terhadap hidup ini. Jonathan Fields, pengarang How to Live a Good Life berkata, “A good life is a not a place at which you arrive, it is a lens through which you see and create your world. A good life isn’t a place that you mentally get to and then you’re good. It’s a daily practice.
  3. Bertanggung jawablah. Tahu dan sadari yang bisa Anda lakukan, dan lepaskan apa pun yang memang tidak bisa Anda kerjakan.
Mengapa Harus Bertumbuh?
Seumur hidup kita harus bertumbuh. Sebab akan ada banyak pintu kesempatan terbuka dan harapan saat kita makin bertumbuh. Jika kita memiliki pola pikir untuk mau bertumbuh, itu merupakan benih bagi harapan-harapan. Nah, maukah kita bertumbuh—dan terus bertumbuh?

Halangan demi halangan takkan terlalu tampak signifikan apabila kita mau terus bertumbuh sebab kita percaya bahwa kita masih memiliki masa depan. Pilihlah untuk mau bertumbuh.

Semoga kita memiliki prestasi yang membanggakan. Dan bukannya wanprestasi.


Everything worthwhile is uphill. The thing I have noticed about average people is they don’t want anybody else to rise above average.”
—John Calvin Maxwell