![]() |
Ci Febe standing on far back, second from left... |
Kemarin saya melihat profile picture
dari seorang teman saya, melihat antrean orang-orang untuk
mengajukan pembelian rumah. Wuiiih, padat sekali!
Antrean terhadap sesuatu yang menarik, termasuk antrean
membeli makanan seperti yang terjadi pada Magnum
Cafe, dan lainnya.
Beberapa waktu ini, saya juga mendapati kabar beberapa berita
duka dari keluarga. Memang yang meninggal sudah usia lanjut. Ada istilah, mereka
yang meninggal adalah “antrean”-nya sudah
sampai pada gilirannya.
Tetapi, “antrean” meninggalkan dunia ini bukan sekadar milik
orang-orang yang lanjut usia, tetapi kepada siapa saja. Muda maupun tua; yang
punya daftar antreannya adalah Tuhan sendiri. Namun, kapan giliran nomor antrean itu sampai pada diri kita sendiri? Itu
rahasia Ilahi.
Toh setiap orang tidak bisa menghindari untuk tidak memiliki
nomor antrean tersebut. Tapi pertanyaannya adalah, apakah kita SIAP ketika
nomor antrean itu tiba pada giliran kita...?
Karena begitu sudah gilirannya,
kita kembali kepada Sang Khalik―Pemilik
hidup kita―kita harus
mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan di dunia.
Sudahkah kita siap dengan keyakinan kita hari ini?
―oleh Phebe Kurniawan,
10 Oktober 2013