June 4, 2011

Dialah Sastra

Penulis, jika kecintaanmu pada sastra adalah setengah-setengah, mungkin cintamu kepada Tuhan juga setengah-setengah. Padahal, jika engkau suam-suam kuku (setengah-setengah), Ia--Penulis kehidupanmu--menurut Wahyu 3:16, akan memuntahkanmu (bukan seperti Yohanes 3:16 yang: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia [umat manusia] ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal). Saya tidak tahu bagaimana dengan sastra akan memperlakukanmu.

Anehnya, jika cintamu kepada-Nya total, kecintaanmu pada sastra akan total pula. Tetapi, Dialah segalanya, Yang utama, dan mencakup segalanya. Dialah Sastra dengan S besar.

Saya merasa beruntung dulu, ketika kuliah, mengambil--a.k.a. mendapat anugerah--jurusan Sastra. Nah, bukannya saya mengecilkan arti linguistik--saya suka linguistik, tata bahasa, etc. Linguistik adalah seumpama mencintai Dia dengan segenap logika, pikiran, akal budi kita (Lih. Lukas 10:27). Sastra ialah seumpama mengasihi-Nya dengan segenap hati kita, perasaan penuh, serta emosi kita.

No comments:

Post a Comment