October 4, 2018

Dancing in the rain


Saya lupa, tapi dulu sepertinya pernah melihat iklan entah sabun ataukah sampo yang menyertakan jingle dari lagu Have You Ever Seen the Rain?

Kalau tidak salah, iklan tersebut menampilkan seorang pria yang sedang kehujanan dan mungkin menuju ke rumah kekasihnya hingga sampai di depan pintu.

Tapi, ya sudahlah, itu sekadar intermeso. 😊

Berikut ini adalah sharing dari seorang teman saya di kantor beberapa hari lalu dengan judul Dancing In the Rain yang berbicara tentang masihkah kita sanggup menari alias bersukacita di tengah masalah kita?

Semoga memberkati.


***


"Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: 'Tuhan, tolonglah, kita binasa.' Ia berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?' Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: 'Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?'" 
(Mat. 8:23-27)


Ada lima hal dalam pelajaran ini.

  • Mengikuti kehendak Tuhan. 
  • Mempunyai pandangan yang benar. Kadang masalah bukanlah masalah, tetapi cara pandang kitalah yang menjadi masalah. Angin ribut masalah yang dihadapi terlalu besar, di sini kita dapat belajar bahwa mengikut Tuhan bukannya enak, tetapi pasti ada masalah, bahkan masalah itu datangnya suddenly atau tiba-tiba. Cindy Jacobs pernah mengatakan, "The Lord has been giving me a great word, and many other prophets have received something similar: this is a time of acceleration, and this is a season of 'suddenlies'. The Lord is saying, 'Not only is it a time of acceleration, but I am taking you to a season of extreme acceleration. It is going to be fast when the 'suddenlies' come." Pada saat masalah datang, murid-murid-Nya melihat Yesus tertidur. Wajar karena Dia letih secara jasmani sebab pelayanan-Nya sangat padat. Kadang kita juga seperti mereka merasa kenapa Yesus tertidur ketika masalah melanda kita?
  • Mengandalkan Tuhan. Ketika kita dilanda masalah, sering kali panik, cemas. Tetapi, kalau kita mengandalkan manusia, pasti kecewa. Andalkan Tuhan dalam hidup kita.
  • Percaya. Kata kurang percaya dalam ayat tadi dalam terjemahan bahasa aslinya (Yunani) adalah oligopistos. Berasal dari oligos dan pistis yang artinya dalam iman yang kecil. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris pun dikatakan, Yesus menegur, memarahi karena mereka takut dan menjadi pengecut. Sering kali kita sudah melihat mukjizat dalam hidup kita, tetapi masih saja memiliki iman yang kecil ketika sedang menghadapi masalah yang besar. Kita harus andalkan iman. 
  • Kenali Allah kita. Kita harus mengenali Tuhan lebih dalam. Jangan sampai Dia melakukan sesuatu yang besar bagi kita, tetapi kita tidak mengenal Dia secara pribadi. Murid-murid-Nya tahu bahwa Dia berkuasa, tetapi mereka tidak mengenal lebih dalam. Salah satu cara mengenal-Nya adalah melalui firman Tuhan.
Apabila kita sudah melakukan kelima hal ini, yaitu mengikuti kehendak-Nya, mempunyai cara pandang yang benar, mengandalkan Dia, percaya, kenali Allah lebih lagi, maka seharusnya kita dapat menari saat badai hidup datang karena kita mempunyai Allah yang mahakuasa dan kita mampu menikmati masalah yang ada dalam hidup kita.

Makan kue sus campur ketan, di dalam Yesus ada kekuatan.


—oleh Yoseph 'Ocep' Anwar