“Pendidikan
membuat mesin yang bertindak seperti manusia dan menghasilkan orang-orang yang
bertindak seperti mesin.”
—Erich Fromm
Apakah mengenyam pendidikan yang tinggi—dan semakin tinggi—dan
setinggi-tingginya—hanya agar
dapat berbuat jahat?
Tidak semua orang seperti
itu tentu, tetapi mungkin hanya beberapa. Setelah memperoleh pendidikan kian
tinggi, bukannya bertindak sesuai dengan hal-hal baik yang diperolehnya melalui
pendidikan itu, seseorang malah cenderung serta sengaja berbuat jahat. Bahkan,
barangkali sejahat-jahatnya.
Merasa mengetahui sesuatu yang sekiranya tidak—dan tidak
akan—diketahui oleh orang lain, maka juga merasa dapat melakukan kejahatan,
sesuatu yang jahat. Terutama mungkin di bidang yang telah menjadi begawan ataupun
menuju ke posisi itu.
Apple mengenakan logo
buah apel yang telah dicicipi secuil sebelah kanannya. Mungkin mencerminkan cuilan
buah pengetahuan—seperti yang tertulis diawali pada Kejadian 2:17 a: “…tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya…”—yang dimakan oleh Hawa
lalu Adam.
Mengapa pengetahuan seolah dilambangkan dengan buah
apel? Padahal masih ada contoh buah lain: pisang, durian, mangga, belimbing, dan
lain-lain. Apakah mungkin karena kesegarannya—sesegar memperoleh pengetahuan
yang terasa segar oleh seseorang yang meraupnya? Mungkin.
Tentang apel, ada peribahasa yang mengutip, “An apple a day keeps the doctor away.” Memakan
satu buah apel per hari membuat kita sehat. Apel. Pengetahuan. Pendidikan. Ide.
Atau kebaikan. Dan lain-lain. Tetapi, semoga satu pengetahuan setiap hari janganlah
menyemangati kita berbuat jahat. Juga semoga tidak merangkul kita seperti pada
kutipan awal dari Erich Fromm di atas tadi. Juga janganlah, an apple a day keeps the good things away. : )
![]() |
Image courtesy from here |