December 13, 2013

A dedication to all moms who always pray for their children

Detik ini, aku terjebak dalam dentingan memori
Aku sang pemimpi
Mimpi pertamaku waktu aku masih putih suci
Aku ingin menjadi ibu guru!
Iya, seperti Ibu Bernadette guru kelas satuku
Aku bercerita ke mamaku
“Mama, ketika aku besar nanti, ingatlah… aku akan menjadi guru,
Ibu guru, mama, seperti Ibu Bernadette itu!”

Ah… dan dentingan ini mengingatkanku akan senyum mamaku
Senyum mama di pagi hari, membangunkan si manja
aku
“Nak, bangun nak… bangun putri kecilku… ayo sekolah,”
lalu dia memangkuku dan memelukku…
membelai manja rambutku..
mama… malaikat penjagaku

Itu ceritaku waktu dulu
dan ketika aku mengerti arti dunia
aku tidak pernah lagi memanggilnya mama
aku tidak pernah lagi melihat senyuman darinya
aku lari meninggalkannya
Dunia menarikku ke dasarnya yang curam
Dibutakannya mataku
Aku kehilangan malaikat penjagaku…

Namun, ternyata…
Sang malaikat berdoa lirih setiap hari
“Kembalikan putri kecilku…”
Dan Tuhan pun melihat air matanya…
Aku kembali ke pangkunya
Senyumannya masih ada di raut wajahnya
Cantik, sempurna…

Sekarang ini
Aku pergi ke sebuah negri
Di mana aku meraih mimpi kecilku
Mimpi yang ingin kuhibahkan kepada malaikat penjagaku
Mama, aku ingin engkau melihat aku dan celotehku dulu
Aku akan membuatmu tersenyum bangga akan diriku
Membayar apa yang sudah kulakukan ketika aku meninggalkanmu dulu


Mama…
Air mata tak pernah terbendung ketika kudengar suara indahmu
Dan terlebih lagi
Tanganmu yang dulu selalu membelaiku
Sudah rapuh, sudah rapuh, rapuh, sudah tak seindah dulu…
Mengapa waktu tak adil terhadapmu
Aku terus berdoa dan berdoa, dan berdoa
Memohon pada Yang Kuasa
Tuhan… jaga mamaku selalu
Tolong Tuhan, ini permintaanku
Aku ingin pulang dan menunjukkan
pada mamaku,
Mama…
“Aku meraih mimpiku.”



—oleh Juliana Putra



Image courtesy here