Pada
suatu malam, saya mencuci sepeda motor sampai bersih dan mengkilap. Ketika
motor sudah bersih, saya lalu memperhatikannya sambil berpikir-pikir tentang
aksesori apa yang kurang untuk dapat memperindah penampilannya.
Keesokannya,
saat saya mau berangkat bekerja, dengan senangnya saya memakai sepeda motor
saya yang sudah saya cuci semalam sebelumnya. Tetapi, tiba-tiba di pertengahan
jalan, saya melintasi jalan yang sangat becek sekali. Rupa-rupanya area yang
saya lintasi tersebut telah kena curahan air hujan, maka otomatis sepeda motor
saya pun kotor kembali.
Begitu
sedih saya waktu itu. Akan tetapi, walaupun sepeda motor saya sudah kotor lagi,
saya tidak akan membiarkannya tetap kotor terus dalam jangka waktu yang lama.
Di dalam hati saya mengatakan bahwa saya akan tetap membersihkannya sekali lagi
agar selalu terlihat indah di pemandangan mata saya dan orang lain yang melihatnya.
Terkadang
Tuhan pun bersikap sama seperti kita, yaitu Tuhan dengan senangnya membersihkan
atau menyucikan kotoran-kotoran yang ada di dalam diri kita, hidup kita, yaitu
dari dosa. Tetapi, ketika kita kotor lagi (jatuh dalam dosa), Ia pun merasa
sedih, namun meskipun diri kita kotor,
Tuhan tetap rindu ingin membersihkannya lagi dan menambahkan aksesori atau berkat agar kita terlihat
indah di pemandangan-Nya.
―oleh Daniel Deni Irawan