February 28, 2012

This is a real life death job


















This is a real life death job. Pekerjaan antara hidup dan mati. Istilah membuminya, menurut seorang sahabat saya Daniel Deni Irawan, “Demi sesuap nasi, seseorang bergelantungan dengan tali gondola di bawah teriknya matahari.” Ya, padahal pemasukan bulanannya mungkin tak seberapa besar, tak sebanding dengan risiko pekerjaannya, namun pekerja tersebut berani melakukannya.

Pertanyaannya, seperti ending tagline iklan-iklan kebanyakan akhir-akhir ini, “Bagaimana denganmu?” Atau, “Kamu?” Atau, “Kita?”

Mungkin pekerjaan kita mentereng dan penerimaan bulanan kita lumayan besar, tapi bila pola bekerja kita sebenarnya tak sepadan dengan itu, mungkin percuma. Malu terhadap pekerja yang bergantungan dengan seutas tali yang bahkan hampir-hampir usang mau putus di atas.

Pada dasarnya, semua pekerjaan itu baik dan bagus, dan bisa menjadi pekerjaan yang antara hidup dan mati, asalkan kita selalu berupaya memberikan yang terbaik. Memberikan yang terbaik.