April 15, 2011

Membagi Kesenangan

Engkau suka sekali meminta Dia membagi berkat-Nya denganmu saat engkau membutuhkan. Tapi, saat engkau sedang bersenang-senang dan Dia ingin engkau membagikan waktumu bersama-Nya, engkau enggan. Engkau mungkin lebih ingin sendirian saat itu daripada membagi kesenanganmu dengan Dia. Padahal, sebenarnya engkau harus memberikan (semua) kesenanganmu kepada-Nya, dan hanya di dalam Dialah, saat bersama Dia, engkau dapat sungguh-sungguh bersenang-senang, bersukacita.

Seperti halnya pendapatmu tentang seseorang yang jarang (tidak mau) membagi atau memberikan kue atau makanan dan lainnya saat ia punya kepadamu, sedangkan ketika engkau punya, engkau mau berbagi dengannya, mungkin demikian juga pendapat-Nya tentangmu. 

Apakah engkau meragukan: Happiness is real when shared?

Sungguh tidak mengenakkan saat sendirian tiap saat, apalagi merasa sendirian di pikiranmu, hatimu--bahkan dulu jiwamu, yang kini tak lagi merasa takut atau sendirian dalam kekekalan, sebab Dia sudah menebus dan menyertaimu sepanjang waktu. Seperti halnya saat engkau merasa berat (ternyata!) melawan arus dan phobia di dalam air saat sendirian di dalam kolam renang, demikian jugalah yang mungkin akan engkau rasakan bila engkau selalu sendirian di dalam hidupmu.

Kita selalu (dan tidak selalu) terkait dalam perjalanan kehidupan orang lain. Masih ingatkah engkau terhadap teman-teman masa kecilmu, sahabat-sahabatmu waktu SMU? Lalu, mengapa sekarang engkau memilih untuk menutup diri dan tidak berbagi? Padahal, dengan engkau menutup diri, engkau akan membuka diri dan menjadi sasaran empuk melakukan kejahatan.

Ingatlah, Dia saja tidak pernah benar-benar ingin sendirian.

No comments:

Post a Comment