Tini yang sedang jatuh cinta takkan mempersoalkan
jarak sejauh apa pun untuk menemui idola hatinya. Katakanlah Jember – Surabaya
atau Jakarta – Jepang; Bali – Medan atau New Delhi – Republik Dominika. Ada apa
dengan sang pujaan Tini? Meskipun ada pribadi lain yang lebih ataulah hampir
menyerupai, menatap wajahnya serta kedua matanya adalah obat rindu bagi mata Tini
yang sedang jatuh cinta.
Kadang Tini mengguyur
hati sang kekasih dengan kegelisahan karena terbang menjauh tanpa memberi tahu
terlebih dulu untuk mencari pribadi lain yang dia anggap akan lebih cocok dan
sesuai dengan harapan-harapannya. Akan tetapi, saat melakukannya, Tini sebenarnya
amat merindukan sang dambaan hati di tiap langkahnya yang rapuh, serapuh kayu
tua tertekan keras.
Tini sungguh-sungguh sedang
jatuh cinta bila memperlakukan sang idaman hati dengan selembut-lembutnya,
selembut polesan canting batik oleh perempuan paruh baya yang berpengalaman 12
tahun lebih membatik. Perselisihan getir yang terjadi di antara mereka, sekiranya
Tini pun merupakan pihak yang benar, dia akan mengalah. Pada suatu kesempatan, dia
pernah berkata, “Mengalah bagi cinta
lebih suci daripada menang selalu di dalam segala hal, baik yang diakui maupun
tersembunyi di balik relung hati.”
Tini peduli terhadap masa
depan yang akan terhabiskan bersama kekasihnya sebab dia mencintainya. Dengan
kepastian pilihan-pilihan hidupnya, ia akan menaklukkan segenap rintangan yang
seolah tak terggoyahkan, sekalipun sekuat pijakan tanah di bumi ini ataupun
dinding gunung. Dia memiliki unsur penggerak terbesar, apa yang tak tampak dari
luar: motivasi di dalam dadanya dari satu demi satu degupan jantungnya.
Lagu-lagu asmara termerdu
menyelimuti hati Tini apabila dia sedang jatuh cinta. Tiada lagi lagu yang tiada
terdengar merdu―terutama nada-nada yang mengundang hatinya untuk sendu
atau bercumbu. Bahkan, dia begitu meresapi arti kata-kata lagu.
Tini yang jatuh cinta
itu tak akan gentar untuk mengujudkan impiannya sepanjang kehidupannya. Dia
tidak akan mengulur-ulur waktu untuk mulai melakukan apa yang sangat ingin dia
lakukan sedari awal dia menyadarinya. Dia tak mempunyai musuh, selain sikap-sikap
memusuhi itu sendiri. Dia menyadari arti mengasihi kekasihnya sepenuh hati,
lalu sesama lainnya secara ikhlas.
Saat Tini benar-benar
jatuh cinta, bolehlah kadang ia merasa lemah apalagi setelah merasa bersalah, ingin
menangis. Namun, dia akan bangkit dan memantapkan langkah lagi. Dia akan
menyusul mimpi, bahkan menganggap bahwa dia sedang hidup kali keduanya saat di kehidupan
ini.