Sore-sore
selagi sambil bekerja, tiba-tiba terpikir tentang idealnya sebuah playgroup (TK). Apalagi, sedang marak-maraknya marketing soal betapa bagusnya playgroup oleh sekolah-sekolah di Indonesia.
Sebenarnya,
idealnya sebuah sekolah yang baik itu yang mengerti kebutuhan anak sesuai
umurnya, tetapi kebanyakan sekolah membuat program berdasarkan sesuai kebutuhan
mommy-nya.
Tiba-tiba berpikir
aja sih, mungkin iya, ya, orangtua pasti pingin
yang terbaik untuk anaknya. Tetapi, definisi sesungguhnya untuk terbaik
itu apa, ya?
Lalu, pada
masa anak memasuki golden age,
anak harus bisa ini dan itu… Really?
Aku kembali berpikir… oooh jadi itu juga,
ya, kenapa di luar sana pada akhirnya banyak buku yang dijual untuk mengajari tentang parenting, child development, dll. Aku sendiri sebenernya sangat tertarik untuk baca-baca,
tetapi lebih tertarik pada child
development, sih. Apa iya sih nanti kalau aku dikasih anak, umur 3 tahun
dia udah HARUS bisa ini-itu, ini-itu…?
Lanjut berpikir.
Kayaknya,
orangtua kita zaman dulu ngga secanggih orangtua sekarang, ya, dalam mencari ilmu
parenting; yang ada ilmu turun-temurun,
dari kata nenek atau kata orang, tetapi yang sebenarnya
terjadi, jujur, kemungkinan terbesar adalah mereka membesarkan anak dengan feeling (intuisi) mereka sendiri. Oh si Julie nih anaknya begini, harus
dikerasinnya begini, harus dilembutinnya begini.
Sebenarnya,
apakah, ya, parenting zaman dulu itu
lebih banyak fail-nya daripada benarnya?
I doubt it…
Yang pasti,
aku punya orangtua yang luar biasa sih—entah ilmu parenting mereka dulu salah, entah benar, tapi yang pasti aku
merasakannya, bahwa mereka memukul, menyayangi, menimang, memarahi itu karena
rasa sayang. Ngga ada ilmu-ilmu karena baca buku A,
B, C, dst.
Bukan mau
memojokkan tentang buku-buku sih, tetapi pada akhirnya aku menyadari bahwa
Tuhan menciptakan kita sangat
unik dan setiap pribadi kita ngga ada satu pun yang sama… catat: ngga ada satu pun yang sama! Satu pun.
Pada
dasarnya, teori-teori di buku itu hanyalah mengajari tentang perkembangan anak, atau tips-tips
membesarkan anak secara general, tetapi bukanlah sebuah kitab yang harus menjadi panduan A to Z dalam parenting.
Sebagai
kesimpulan, sebenarnya parenting
adalah sebuah seni mendidik, membesarkan, memperlakukan anak sesuai dengan
individu anak tersebut. Jadi, kata orang
atau kata buku belum tentu bisa
membantu karena yang tahu anak kita tentu saja kita sendiri, kan?
Berdoa pun mungkin
hal yang paling manjur karena Tuhan kitalah Pencipta kita dan anak-anak kita.
Dia yang paling mengenal anak kita, atau bahkan lebih daripada diri kita
sendiri mengenal anak kita.
Kembali ke soal
playgroup atau TK yang tadi aku
pikirin…
So… sekolah, kalau mengikuti maunya tiap mommy, sekolah itu bakal kelabakan
sendiri karena setiap mommy punya
urusan dan kepentingannya untuk anak-anaknya… atau bahkan mommies itu terjebak dengan: “Kata
buku, anak aku umur segini bisa belajar
3 bahasa… golden age!”
Hmm… bakal repot sepertinya, ya, kalau selalu berpikiran seperti itu.
Jadi berpikiran
lagi, mungkin yang perlu disekolahkan itu bukan anak-anaknya, tetapi para mommies yang terobsesi supaya anaknya
bisa jadi superchild yang bisa semua
hal dalam kurun waktu 6 tahun… I don’t
think it’s a good idea, moms… karena anak kita mungkin saja tidak sama
dengan si A, atau si B, atau si C…
Mungkin anak
kita bukan hebat di bahasa Inggris, tapi dia jago lari… Mungkin anak ngga hebat
larinya, tapi pintar menggambar… Mungkin anak lebih paham atau cepat mendengarkan
(auditory-nya) dibanding si A yang lebih cakap berbicara…
Finally, just pray to God to know what He wants your
child to be, not what you want them to be.
Please
appreciate however slow—or fast—your child’s development is. And one more thing, reading books is important, but what’s more
important is to read your child (also read with and to them) and listen to your
heart, please.
Happy parenting, moms and dads!
—Juliana
Suhindro Putra Arianto