Tiga hari yang lalu, ketika pengucapan selamat untuk hari ulang tahun
seorang rekan kerja, Pak Obedi Zalukhu, beliau berkata satu hal saat ditanya
tentang mau didoakan untuk apa. Pak Obed, akrab disapa, menjawab, “Supaya makin
dekat dengan Tuhan saja…”
Polos? Canda? Ada atau
tanpa motif? Saya tidak tahu, tetapi yang pasti hanya itulah yang Pak Obed
katakan. Sesederhana itu.
Memikirkan hari-hari
ini yang mungkin sedang mengalami beberapa hal, membuat seperti membutuhkan sandaran agar merasa tetap tenang. Lewat
uang. Orang-orang. Bercandaan. Hiburan. Dan lain-lain. Tetapi, sepertinya semua
itu kurang—bahkan tidak dapat—memberikan yang sebenarnya saya atau kita perlukan.
Apa, atau mungkin
tepatnya siapa, yang bisa? Mungkin
benar kata Pak Obed, yang barangkali juga mengutip perkataan Daud.
Mazmur 62:1b:
“Hanya dekat Allah saja aku
tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.”
Ya.
Hanya dekat Allah saja … aku tenang.
Hanya dekat Allah saja … aku aman.
Hanya dekat Allah saja … aku damai.
Hanya dekat Allah saja … aku kaya.
Hanya dekat Allah saja … aku puas.
Hanya dekat Allah saja … aku pulas.
Hanya dekat Allah saja … aku tidak sendirian.
Hanya dekat Allah saja … aku kenyang.
Hanya dekat Allah saja … aku diam.
Hanya dekat Allah saja … aku.