February 6, 2012

Kaya di Sisi Tak Iri


Siapa bilang Bunda Teresa adalah orang miskin? Beliau adalah orang kaya karena menang Nobel Peace Prize pada 1979 yang selain mendapatkan piagam penghargaan, juga menerima hadiah uang $192,000 (sekarang ± Rp1.727.040.000). Meskipun demikian, beliau ingin menghibahkan uang itu kepada penduduk miskin di India.

Siapa bilang Muhammad S.A.W. adalah fakir miskin? Beliau memulai usaha sejak belia. Menikah pada usia 25 tahun, mahar 20 ekor unta. Jika sekarang seekor unta seharga 30 juta rupiah, total 600 juta. Pemuda yang sukses. (referensi: The Power of Mimpi, karya Akbar Kaelola). Hanya setelah menjadi nabilah, beliau melepaskan kekayaannya dan mulai membantu orang-orang miskin.

Siapa bilang Yesus Kristus itu adalah miskin? Orang muda yang kaya dan suci—menurut pikirnya sendiri, sih (Matius 19:16-26)—saja datang meminta nasihat hidup kepada Yesus. Orang muda kaya mana, dan suci, yang mau meminta nasihat kepada orang miskin?

Anda, saya, kita barangkali sekarang masih miskin, tetapi sesungguhnya kita kaya, walaupun belum kaya. Kita mungkin miskin di satu sisi, tapi kita kaya pada sisi lain. Di sisi apakah kita kaya? Biasanya, kita kaya dalam sisi kita tidak iri, malah ingin menolong sebanyak-banyaknya orang melalui sesuatu yang sanggup kita berikan bagi mereka. Bahkan, ada orang yang kaya raya hanya melalui menghirup seberkah O2.

Next, jika kita melihat orang yang sepertinya miskin, kita perlu mengubah cara melihat seperti itu. “Semenjak bayi,” Mark Sanborn yakin, kita mampu melihat dunia sekitar kita. Namun, melihat bukanlah sekadar tentang melihat dunia sekitar, melainkan memberikan makna, arti pada yang kita lihat itu.” Terutama, menyangkut cara pandang terhadap diri kita. Tetapi, berusahalah, tetaplah kaya supaya bisa menolong sebanyak mungkin orang.


If you are born poor, it's not your fault. But, if you die poor, it's your fault.
—Bill Gates

An ant is over six feet tall when measured by its own foot-rule.
—Pepatah Slovenia

No comments:

Post a Comment